CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 09 Juni 2019

Kilas Balik

Hi, kembali lagi dengan entri terbaruku, kali ini aku ingin bercerita banyak sekali, dari yang menyenangkan hingga cerita sedih (hahahahaha) 

Oke mulai saja, 

Tahun ini merupakan cuti lebaran terakhir untuk aku dan Deva sebagai seorang pelajar. Kita sama-sama sudah tingkat 4 gaiz. Bedanya adalah kali ini aku libur masih membawa seonggok skripsi yang belum disidangkan sedangkan dia sudah selesai dan berhasil (yeeee ^^) selamat ya atas gelar barunya, semoga bermanfaat. Oke jadi aku liburnya 3 minggu, dia cuma seminggu, timpang kan? galau kan?

Tanggal 25 Mei 2019, aku terbang ke Bali dengan senangnya, aku berangkat menuju bandara 3 jam lebih awal yang kupikir adalah dia mulai cuti dengan jadwal yang sama, ternyata tidak. Selama seminggu menunggu kedatangannya, aku memilih dirumah saja berkumpul dengan keluarga, beristirahat setelah berjibaku dengan panas teriknya bumi Marunda :p

Tanggal 2 Juni 2019, hari yang kutunggu-tunggu tiba, aku menjemputnya di Bandara, momen yang selalu buatku merasa senang dan semangat. Pagi itu dengan semangat aku mengendarai motor, menuju Bandara, maaf ya aku belum bisa menjemputmu dengan kendaraan roda 4, hiks. Namun tidak menjadi hambatanku untuk menjemputnya. Kupikir dia memang terjebak delay, ternyata aku ditipunya, sembari menunggu nya delay aku berputar-putar dekat bandara, ketika aku melakukan itu, kenapa ponselku berdering, dan ternyata dirinya sudah tiba. Kesal, dongkol, senang, bercampur aduk. 

Singkat cerita, aku sudah selamat mengantarnya sampai dirumah, aku bergegas pulang kerumahku, bersiap-siap untuk bersembahyang di Pura yang akan kita tuju, tidak jauh-jauh. Pukul 14.00 LT dia menjemputku dengan sepeda motor tersayang. Aku bergegas keluar dan membawa peralatan sembahyang yang cukup banyak. Tapi tak mengapa, semuanya teratasi. 

Selesai kami bersembahyang, kami mencoba sebual Mall baru dekat rumahku, ternyata ya begitu-begitu saja, awalnya berniat nonton film, tapi karena ramai, aku urungkan saja, kami makan di salah satu tempat makan favorit kami. Senangnya, sudah lega bersembahyang lalu diisi dengan makan bersama. Sederhana sih, tapi ya itulah letak senangnya.

Keesokannya, dia menjemputku untuk mengajakku ke Pantai Kuta, sebenarnya ini tidak jauh dari kediamanku, namun tempat ini jadi favoritku untuk ya sekedar mencari angin saja, sampai di Pantai kita berjalan jalan, sembari bercerita, dan duduk menonton video yang kita buat semalam saat makan di sebuah tempat makan yang ku ceritakan diatas, ujung-ujungnya adalah tertawa terbahak-bahak, geli, jijay hahahahaha. 

Besoknya dan besoknya lagi, aku diajak keluarganya untuk pergi ke kampung halaman Deva. Jauh, namun kunikmati saja, ini kali kedua aku pergi kesana, ketika itu pernah kuceritakan juga diblog ini, dan itu masih tingkat 2. 

Semua dilakukan dengan senang hati, sorenya kita isi dengan bermain ke sawah bersama Kesa (sepupu laki-lakinya Deva) bersenda gurau terbahak bahak karena aku dan Deva mengenakan training panjang dan si Kesa kubiarkan mengenakan celana pendek, tidak terbayangkan gatalnya rumput ilalang hahahahaha. Besoknya aku dan keluarganya pergi dengan kendaraan roda 4 sebanyak 3 (penting banget hahaha) pergi ke Pura Pulaki dan Pura Jayaprana, pura ini sudah pernah ku ceritakan di blog sebelumnya. Banyak monyet euy, dan sialnya aku diserang sakit perut, maklumlah perutku sudah begitu manja untuk diberi makanan dengan bumbu rempah-rempah khas Bali. 

Malamnya singkat cerita, kami kembali ke Denpasar, bedanya adalah kali ini kendaraan dikendarai oleh si Bro. Sebenarnya rada khawatir, karena baru kali ini aku menjadi penumpangnya, aku beberapa kali mengingatkannya untuk berhati-hati, untungnya si ayah masih mendampingi di sampingnya, sedangkan aku tepat dibelakangnya, kalau ngebut dikit aku elus-elus dari belakang haahahahahahahahaha (huek) sedikit mual karena bawanya agak kasar gaiz.

Tiba dirumahnya hampir selamat, ketika itu terjadi insiden amat lucu, jadi kakiku dilindasnya dengan mobil seberat itu, meringis, ya untungnya rada jaim dikit kesakitan. Untungnya kakiku ini sudah seperti baja, awalnya sakit tapi lama-lama hilang. Subuh-subuh ku ditelpon ibunya menanyakan keadaan kakiku. Siangnya Deva datang, senangnyaaaa heheheehehehehe. Malamnya aku merayakan otonan ku, dan setelah itu aku bersama Deva pergi kerumahnya membawa sate, karena dirumahnya sedang diadakan acara makan-makan (hmmm) 

Seperti biasa dengan segala respek yang kumiliki kukerahkan, dari hal kecil sampai hal besar, hingga ku diantar pulang lagi oleh Deva, sebenarnya ku pahami Deva lelah, tapi yaaaaaa gimana, namanya juga sayang wehehehe (tanya orangnya yaaa)

Hari ke 5 diisi dengan pergi ke sebuah air terjun, ini pertama kalinya kita kesana, bermodalkan sepeda motor saja kita menempuh puluhan km. Hingga semuanya terbayar dengan keindahan didalamnya. 

Hmmm, sebenarnya liburan kali ini begitu mengesankan bagiku, begitu banyak hal yang kudapatkan, begitu banyak hal indah yang aku lewati dengan Deva, sedihnya adalah ini adalah Cuti Lebaran terakhir ku dan Deva sebagai seorang taruna, 4 tahun ini aku berjibaku bepergian dengan seorang taruna, berpakaian berbeda, menjadi point of view disetiap perjalanan kami. Terkadang menjengkelkan bagiku ketika ia mendapatkan sorotan dari mata-mata yang tidak bertanggung jawab (ea). Kesabaranku sebentar lagi terbayar, Deva sebulan lagi akan dilantik menjadi seorang perwira polisi, cita-cita yang ia dambakan sejak ku mengenalnya. Begitu banyak perjuangan yang telah aku dan Deva lewati dari yang paling sulit dan menyedihkan hingga nanti yang paling menyenangkan. Tak pernah aku melewatkan 1 kebiasaan kami ketika bertemu adalah, bersembahyang bersama, melantunkan harapan-harapan kedepannya. Deva, ingat tidak tahun baru kemarin ? kita pernah banyak berdoa, berharap banyak hal. Semoga semuanya bisa terwujud yah :') 

Kemarin (8/6), adalah kesedihanku yang aku tahan, aku menuliskannya sebuah surat, entah aku membuatnya tidak dengan menangis, namun alhasil yang membacanya menangis :') pulangnya aku dari mengantarnya membeli oleh-oleh dan atribut (baru cieeee) dia kembali lagi, kupikir ada yang tertinggal, ternyata ia datang untuk sekedar memelukku, rasanya pecah, aku mengungkapkan sebenarnya aku sedih, sebentar lagi aku bukan pacar seorang Taruna lagi, tapi seorang perwira polisi kebanggaan. Tidak lagi aku harus berkelit menjaga jarak saat ku jalan dengannya. Tak ada lagi perjuanganku melawan waktu menunggu nya pesiar dan IBL, tak ada lagi kata gagal untuk menjumpainya. Haaah sebentar lagi semua cita-citamu tercapai. Dari aku dan Deva yang sebelumnya adalah kosong bukan apa-apa, namun sekarang aku berhasil berjibaku dengan kata sabar, berjibaku dengan jarak dan waktu. Yang membuatku sedih adalah, selama 4 tahun ini aku selalu berusaha ada di setiap acara yang ia lakukan diluar rutinitasku di asrama. 

Di cuti pertama kita sebagai taruna, kita pernah menangis sedih meratapi akan berpisah sejenak, dan ini terulang lagi saat cuti terakhir kita sebagai taruna. Kilas balik ke belakang dengan perjuangan yang pernah kita lakukan.

Semangat Deva, dari aku yang tidak berhenti memberimu semangat.

IPDA Made Deva Dwi Wiguna S.TrK soon to be.

1 harapanku, semoga aku bisa menjumpaimu nanti saat balok pertamamu sudah hinggap di bahumu.

Semoga segala harapan kita bisa terwujud, jangan pernah lelah berdoa, berharap, dan berjuang.
Doakan aku juga yaaaaa (hehehe). Terimakasih liburan yang sangat berkesan di 8 kali cuti ini. Terimakasih atas kesabarannya, maafkan segala gangguan dariku hehehe. Semua ada alasannya.





Regards
Oming - Bali (9/6/19)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar